RAPAT PEMAPARAN PROPOSAL “PENYELAMATAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS BARU ANGGREK FORMA BALI” OLEH PENELITI UNIVERSITAS UDAYANA

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Senin (19/02/2024) Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap upaya penyelamatan dan pengembangan varietas baru dari anggrek Forma Bali, sebuah proposal yang telah dipaparkan oleh para peneliti dari Universitas Udayana. Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali secara tegas menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya ini, menyadari pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati lokal. “Kami mengakui nilai penting dari anggrek Forma Bali sebagai bagian dari kekayaan alam dan budaya Bali,” ujar Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali dalam pernyataannya. “Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Universitas Udayana dan pihak terkait lainnya dalam mendukung implementasi proposal ini.”
Dalam upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati lokal, peneliti dari Universitas Udayana telah mempersembahkan proposal menarik yang bertujuan untuk menyelamatkan dan mengembangkan varietas baru dari anggrek Forma Bali yaitu anggrek Lenjong (Bahasa Bali) atau anggrek Kalajengking (Bahasa Indonesia) yang memiliki nama ilmiah Arachnis sp., spesies yang langka dan endemik di pulau ini. Bunganya unik yang sekilas menyerupai hewan kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh karena itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek Kalajengking. Bunga anggrek ini berwarna kuning semu kehijauan dengan lurik berwarna cokelat gelap dan beraroma harum.
Dipimpin oleh tim peneliti yang dipimpin oleh I Putu Sudiarta, S.P., M.Sc, Ph.D., proposal ini terfokus pada kelemahan Arachnis, sehingga dilakukan kegiatan pemuliaan tanaman untuk memanipulasi sifat sifat tersebut dan menciptakan varietas baru Arachnis yang dwarfing (pendek), bisa ditanam dalam pot dan menjadi komersial. Selain sifat dwarfing, varietas baru tersebut diharapkan memiliki karakter early flowering dan warna bunga yang lebih beragam sehingga bisa menjadi lebih komersial. Sifat early flowering (cepat berbunga) diperlukan karena umumnya anggrek memeiliki fase juvenile yang panjang sehingga membutuhkan waktu lama untuk berbunga.
Dalam presentasi proposalnya, I Putu Sudiarta, S.P., M.Sc, Ph.D. dan timnya menguraikan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk menyelamatkan anggrek Forma Bali. Penelitian ini akan dirancang selama kurang lebih tiga (3) tahun melalui beberapa tahap kegiatan riset yang tujuan akhirnya adalah menghasilkan varietas baru Arachnis Bali yang lebih komersial. Pada tahun 2024, selain eksplorasi untuk mencari indukan persilangan, juga dilakukan persilangan konvensional, serta desain DNA Rekombinan CRISPR Cas-9 yang akan digunakan untuk pemuliaan melalui genetic engineering pada tahun kedua. Dengan demikian, luaran penelitian tahun pertama adalah: 1. Buku Anggrek Lokal Bali; 2. Anggrek botol hasil persilangan konvensional; 3. Desain DNA Rekombinan CRISPR Cas-9.

Dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi bersama untuk melestarikan keanekaragaman hayati Bali dan menjaga lingkungan hidup yang sehat bagi generasi masa depan. Hasil penelitian ini akan menjadi informasi secara nasional maupun internasional tentang kekayaan anggrek alam pulau Bali melalui buku lengkap tentang anggrek alam Bali serta upaya unuk penciptaan varietas baru Arachnis sp (forma Bali).
RAPAT PEMAPARAN PROPOSAL “PENYELAMATAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS BARU ANGGREK FORMA BALI” OLEH PENELITI UNIVERSITAS UDAYANA Read More