FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) ANALISIS INPUT-OUTPUT

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) ANALISIS INPUT-OUTPUT
Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menyusun table input-output dan analisis ekonomi Provinsi Bali untuk melihat backward dan forward impactnya atau pendalaman seberapa besar input output perbidang/komoditi yang ada di Provinsi Bali.

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) ANALISIS INPUT-OUTPUT

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Model Input-output adalah suatu hasil analisis yang umumnya ditampilkan dalam bentuk tabel matriks dan atau kwadran yang menggambarkan transaksi barang dan jasa serta keterkaitan antar berbagai sektor dalam struktur perekonomian suatu wilayah. Pada umumnya analisis I-O dilakukan perkomoditi baik industri, perdagangan maupun jasa yang bertujuan untuk mengetahui hubungan backward dan forward dari setiap sektor bidang usaha sehingga dapat mengidentifikasi sektor unggulan daerah.

Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menyusun table input-output dan analisis ekonomi Provinsi Bali untuk melihat backward dan forward impactnya atau pendalaman seberapa besar input output perbidang/komoditi yang ada di Provinsi Bali.

Analisis model I-O yang dilakukan saat ini untuk Provinsi Bali adalah secara keseluruhan terdiri dari sektor Primer, Sekunder dan Tersier. Hal tersebut mengingat Provinsi Bali belum memiliki informasi secara utuh mengenai struktur ekonomi daerah khususnya keterkaitan antar bidang usaha baik industri, perdagangan barang maupun jasa.

Pada tahap awal analisis I-O mengidentifikasi sektor kunci dan sektor unggulan. Sektor kunci yang berbasis domestik baik dari sisi input maupun sisi output dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan. Sedangkan sektor unggulan adalah sektor yang mempunyai dampak keterkaitan kebelakang maupun kedepan (Backward Linkage, Forward Linkage), dan juga mempunyai multiplier effek secara langsung maupun secara tidak langsung, memiliki kontribusi pada PDRB dan pertumbuhannya serta memiliki keunggulan komparatif, untuk memenuhi kebutuhan lokal dan juga ekspor.

Pada FGD pertama ini dipaparkan hasil analisis input-output sektor primer, dengan mengusung tema “Pengembangan Komoditi Unggulan Sektor Primer sebagai Pendukung Transformasi Ekonomi Bali”. Sebagai moderator Bapak I Made Gunaja selaku Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, dengan narasumber Bapak Eka Chandra Buana selaku Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik pada Kementerian PPN/Bappenas dan Bapak I Made Damriyasa selaku Koordinator Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali. Hadir secara luring (offline) Tim Penyusun Bappenas dan Kelompok Kelompok Hali Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali (Bapak I Wayan Supartha, Ibu Ketut Puspawati, Bapak I Ketut Sudiarta, Bapak I Ketut Jaman, Bapak I Gede Made Sadguna). Peserta yang hadir secara luring (online) sebanyak 49 peserta yang terdiri dari Bappeda, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali dan Kabupaten Kota se-Bali.

Dalam paparannya, Bapak Eka Candra menyampaikan identifikasi sektor unggulan Bali dilakukan dengan analisis keterkaitan tinggi ke depan dan belakang, output multipler tinggi, serta penyerapan tenaga kerja. Dari hasil identifikasi tersebut diperoleh komoditas unggulan pada masing-masing sektor sebagai berikut :

  1. Sektor Primer meliputi pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman hortikultura, perkebunan semusim dan tahunan, peternakan, kehutanan dan perdagangan serta perikanan.
  2. Sektor Sekunder meliputi industry makanan dan minuman, industri kayu, barang dari kayu dan gabus, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
  3. Sektor Tersier meliputi penyediaan akomodasi, penyediaan makan minum dan jasa perusahaan.

Tindaklanjut yang diusulkan oleh tim penyusun Bappenas meliputi peningkatan produktivitas sektor primer, peningkatan sumber daya manusia, ekonomi hijau, integrasi ekonomi domestik, tranformasi digital, dan enabler.