WEBINAR EKONOMI MAKRO PROVINSI BALI TRIWULAN IV TAHUN 2023

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Perekonomian Bali sempat terpuruk sangat dalam ketika terjadinya pandemi covid-19 yang tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja, namun juga berdampak negatif pada perekonomian dan akhirnya pada kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut akibat ketergantungan Bali yang sangat tinggi pada sektor pariwisata baik domestik maupun internasional, sedangkan pariwisata sangat rentan terhadap guncangan eksternal seperti teror, gunung meletus maupun pandemi. Beberapa kejadian seperti bom Bali I dan II serta pandemi COVID-19 menjadi pelajaran untuk kita melakukan transformasi ekonomi Bali agar lebih tangguh dan berkelanjutan.

Dalam Upaya percepatan pemulihan ekonomi Bali serta transformasi ekonomi Bali, Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali telah menyusun buku Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau Tangguh dan Sejahtera.

Pembangunan Bali ke depan harus bertujuan untuk mempercepat proses transformasi ekonomi Bali, sehingga akan terwujud perekonomian Bali yang (1) Hijau, yaitu ramah lingkungan dan berkelanjutan; (2) Tangguh, yaitu memiliki daya tahan terhadap krisis dan guncangan eksternal, bernilai tambah tinggi, dan berdaya saing; (3) Sejahtera, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat, baik sebagai pelaku usaha maupun penerima manfaat dari proses pembangunan tersebut, dengan kondisi yang adil dan merata

Bali diharapkan tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata melainkan sektor lainnya seperti, sektor pertanian, UMKM dan Koperasi agar sektor ekonomi Bali nanti digerakkan oleh sumber daya lokal dan hasilnya juga dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

Dengan telah berlalunya Pandemi COVID 19, aktivitas pariwisata Bali semakin pulih dan telah mendekati kondisi seperti sebelum terjadinya pandemi. Data kunjungan wisata tahun 2023 menunjukkan bahwa pemulihan pariwisata Bali telah sesuai dengan skenario optimis dalam buku Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2023 yang tumbuh cukup mengesankan dengan pertumbuhan 5,71%. Namun pertumbuhan tersebut tidak seiring dengan pertumbuhan pada lapangan usaha sektor pertanian yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam buku Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali.

Untuk membedah kondisi ekonomi makro saat ini, khususnya pada permasalahan dan strategi peningkatan pertumbuhan sektor pertanian untuk menunjang sektor pariwisata, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali, melaksanakan Webinar ekonomi makro dengan topik “Strategi Peningkatan Pertumbuhan Sektor Pertanian Searah Pulihnya  Pariwisata”, (Rabu, 20/03/2024).

Dalam webinar hari ini, BRIDA menghadirkan para narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya yaitu Bapak Kadek Muriadi Wirawan (Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali), Bapak Ibnu Yahya (Kasubdit Neraca Pembayaran pada Direktorat Perencanaan Makro Bappenas), dan Ibu Widhianthini, (Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Udayana). Sebagai moderator Bapak I Made Sedana Yoga (Widyaiswara Ahli Madya pada BKPSDM Provinsi Bali.

Webinar Ekonomi Makro diikuti oleh Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Perekonomian, seluruh Perangkat Daerah Provinsi Bali, BRIDA Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, dinas yang menangani urusan pertanian dan perikanan Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, KADIN Provinsi Bali, Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bali, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan di Gondol Buleleng dan BPS Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali.

Hasil pembahasan menjadi masukan dalam perumusan kebijakan dan strategi meningkatkan pertumbuhan lapangan usaha sektor pertanian di Provinsi Bali.