BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan perencanaan pembangunan yang terkait dengan investasi adalah Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Nilai ICOR menunjukkan jumlah investasi baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output dalam perekonomian suatu wilayah. Besaran ICOR diperoleh dari perbandingan tambahan kapital dengan tambahan output. ICOR digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari suatu investasi. Jika koefisien ICOR bernilai negatif atau bernilai relatif besar, menunjukkan bahwa terjadi inefficiency dalam investasi. ICOR yang rendah menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan modal. Efisiensi terjadi akibat adanya perbaikan teknologi, sehingga semakin rendah ICOR maka penggunaan modal semakin efisien dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Widodo (1990) menyatakan bahwa, produktivitas investasi dapat dikatakan baik apabila nilai ICOR berada pada kisaran 3 – 4. Investasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Informasi mengenai potensi investasi dan iklim investasi daerah sangat diperlukan investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk investasi.
Besaran ICOR Provinsi Bali selama tahun 2019-2023 tercatat pada kisaran -12,28 hingga 6,57. ICOR pada tahun 2019 tercatat bernilai 6,12. Angka ini mengandung intepretasi, untuk mencapai penambahan output sebesar “1” unit, dibutuhkan penambahan sebanyak “6,12” kali unit capital di tahun 2019 dan kebutuhan tersebut mengalami penurunan menjadi 5,46 pada tahun 2023. Kondisi ini merupakan gambaran positif karena secara tidak langsung menunjukan ekonomi Bali semakin efisien. Namun pada tahun 2021 terjadi kondisi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, besaran ICOR pada tahun ini tercatat sebesar -12,28. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan nilai tambah yang tercipta selama tahun 2021. Investasi yang tercatat di tahun 2021 belum mampu untuk meningkatkan nilai tambah yang tercipta di tahun tersebut.
Salah satu indikator penentu Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) pada Pilar Stabilitas Ekonomi Makro adalah Nilai ICOR (investasi). Adapun skor ICOR Provinsi Bali dalam IDSD tahun 2024 belum optimal dimana dari skor 1-5, Provinsi Bali baru mencapai skor 3,97. Dalam upaya menurunkan nilai ICOR Bali ke kondisi ideal, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali mengadakan Webinar Ekonomi Makro dengan topik “ICOR Provinsi Bali” pada Hari Kamis Tanggal 28 Nopember 2024 secara daring. Dalam webinar ini, BRIDA menghadirkan para narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya yaitu Bapak Kadek Agus Wirawan, SE, M.Agb (Plt. Kepala BPS Provinsi Bali), dan Bapak Khairul Rizal, S.T., M.P.P., Ph.D. (Direktur Pengukuran dan Indikator Riset, Teknologi dan Inovasi, BRIN). Sebagai moderator Ibu Dr. Luh Gede Meydianawathi, SE, M.Si. (Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana).
Tujuan diselenggarakannya webinar ekonomi makro ini adalah:
- Sosialisasi perkembangan data terkini perekonomian Bali yang dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijakan makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga kerja, dan indikator strategis lainnya.
- Memberikan gambaran dampak investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
- Memberikan pemahaman tentang nilai ICOR dalam meningkatkan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD).
Webinar Ekonomi Makro diikuti oleh Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, BRIDA Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, Bappeda Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, DPMPTSP Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, KADIN Provinsi Bali, Universitas Negeri dan Swasta se-Bali dan BPS Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali. Hasil pembahasan menjadi masukan dalam perumusan kebijakan dan strategi untuk menurunkan nilai ICOR Bali ke kondisi ideal.