BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Bidang Prioritas Pembangunan Daerah BRIDA Prov Bali melaksanakan Rapat Laporan Pendahuluan Kegiatan Penelitian/Kajian dengan judul Pengembangan Model Standar Budidaya Pertanian Organik pada Tanaman Padi, Senin (15/9/2025) bertempat di BRIDA Provinsi Bali. Acara dihadiri oleh Sekretaris, Kepala Bidang Prioritas Pembangunan Daerah, Kepala Bidang Penunjang Pembangunan Daerah, Tim Pengendali Mutu BRIDA Provinsi Bali dalam hal ini di wakili oleh Ir. I Made Gunaja, M.Si, dan Tim Pengawas Swakelola Penelitian Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi BRIDA Provinsi Bali.
Dalam presentasi Laporan Pendahuluan Kegiatan Penelitian/Kajian Ketua Tim Peneliti Gede Wijana menyampaikan bahwa selama ini Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan pengembangan pertanian organik melalui kebijakan seperti Penyusunan dan Penegakan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Pertanian Organik dan Peraturan Gubernur tentang Pemasaran Produk Lokal, Pembangunan Sistem Pertanian Terpadu (SIPADU) dan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), pemberian subsidi pupuk organik, pengembangan Desa Organik, serta kerjasama riset dan inovasi melalui BSIP Bali dan BRIDA. Terkait hal tersebut, untuk melanjutkan kegiatan pengembangan pertanian organik di Provinsi Bali, BRIDA Bali melalui Bidang Prioritas Pembangunan Daerah kembali bekerjasama dengan Universitas Udayana melalui proses Swakelola untuk melaksanakan kegiatan/penelitian dengan judul Pengembangan Model Standar Budidaya Pertanian Organik pada Tanaman Padi.
Hasil yang di harapkan dari kegiatan/penelitian ini adalah melalui pengembangan Pertanian Organik diharapkan dapat diproduksi makanan sehat dan aman yang tidak mengandung residu kimia sintetis, penggunaan bahan-bahan alami seperti pupuk organik dan pestisida hayati, penerapan pola tanam dan rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah dan mencegah hama, serta lingkungan yang sehat dengan meminimalkan polusi tanah, air, dan udara. Keberhasilan Pertanian organik juga ditandai oleh meningkatnya aktivitas organisme tanah yang menguntungkan, meningkatkan kualitas dan ketahanan hasil panen, serta memberikan keuntungan ekonomi bagi petani melalui harga jual produk yang lebih tinggi.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi, para petani Subak Mengesta menyampaikan pengalaman dan harapan mereka. Mereka mengakui adanya peningkatan kualitas tanah yang lebih gembur dan sehat, berkat praktik organic. Namun, mereka juga mengungkapkan tantangan yang masih dihadapi, seperti kesuburan tanah yang belum optimal dan produktivitas yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional. Petani berharap model standar nantinya menekankan pengelolaan kesuburan tanah yang berkelanjutan, dan pemanfaatan bahan organik berkualitas. Mereka juga menginginkan panduan pemantauan kesuburan yang mudah diterapkan di lapangan. Selain itu, pelatihan teknik bertani organik, pembuatan pupuk organik, hingga pemasaran sangat dinantikan agar mereka dapat meningkatkan hasil dan nilai jual produk. Petani juga menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi pertanian organik.
Kegiatan ini menjadi fondasi penyusunan buku panduan model standar budidaya organik yang aplikatif, berkelanjutan, melalui sinergi BRIDA Bali, Universitas Udayana, aparat desa, penyuluh, serta para petani pertanian organik di Bali, dan diharapkan dapat terus berkembang menjadi model pertanian lestari dan berdaya saing.