BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Bidang Penunjang Pembangunan Daerah melaksanakan Identifikasi awal potensi pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW baru) dan PLTMH di infrastruktur air yang dibangun di Bali bertempat di Bendungan Tamblang, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, (Senin, 15/8/2022).
Secara administratif wilayah Bendungan Tamblang terletak di Desa Sawan, Desa Bila dan Desa Tamblang, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng; Bendungan Tamblang memiliki kapasitas tampungan sekitar 7,6 juta meter kubik dengan tinggi bendungan dari dasar sungai mencapai 68 meter; Dalam perencanaanya Bendungan Tamblang akan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Bungkulan dan DI Bulian seluas 588 hektare, disamping itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait penyediaan air bersih berupa air baku permukaan sebesar 510 liter/detik.
Bendungan Tamblang juga dapat menjadi pengendali banjir dengan retensi 0,4%-0,5% terhadap puncak banjir Dari sisi energi, Bendungan tamblang juga memiliki potensi untuk PLTMH sebesar 0,54 MW dan saat ini dalam pembangunan bendungan sudah dipasangkan 2 pipa outlet untuk mendukung turbin PLTMH; Bendungan Tamblang merupakan bendungan pertama dengan terobosan baru di Indonesia bahkan di Asia Tenggara yang menggunakan inti aspal di dalam tubuh bendung, hal ini dimaksudkan agar inti bendungan kedap air.
Bendungan Tamblang dapat juga dimanfaatkan menjadi kawasan wisata air dan wisata edukasi karena pada saat penggalian ditemukan situs pertapaan dan terowongan kuno yang diperkirakan dibuat oleh masyarakat pada jaman dahulu sebagai terowongan air kuno sehingga hal ini bias dikembangkan oleh masyarakat sekitar. Saat ini progress pembangunan telah mencapai 83,77 % dan sesuai rencana pekerjaan Bendungan Tamblang akan rampung atau serah terima pekerjaan tahap pertama pada 26 Desember 2022.
Bendungan Tamblang memiliki potensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro (PLTMH) sebesar 0,54 MW dan dapat meningkat saat musim penghujan. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTM) merupakan Pembangkit Listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang sangat ramah lingkungan sehingga sesuai dengan program Pembangunan Bali Mandiri energi listrik berbasis energi bersih sangat cocok untuk terus dikembangkan. Debit air pada saat musim basah (hujan) yang akan terbuang melalui bangunan pelimpah bendung dapat menjadi potensi yang bisa dioptimalkan untuk menambah daya PLTMH.