DISKUSI ORGANISASI RISET ARKEOLOGI, BAHASA, DAN SASTRA BRIN DENGAN BRIDAPROVINSI BALI SERTA BRIDA KABUPATEN/KOTA SE-BALI

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – BRIDA Provinsi Bali menerima Tim Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra BRIN, Jumat (25/08/2023) bertempat di Ruang Rapat BRIDA Provinsi Bali. Agenda acara di pimpin oleh Kepala BRIDA Provinsi Bali dengan didampingi Sekretaris BRIDA Provinsi Bali, dan dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali serta Kepala BRIDA Kabupaten/Kota se-Bali.

Diskusi kali ini membahas tentang potensi kerja sama antara Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN dengan BRIDA Provinsi Bali serta BRIDA Kabupaten/Kota seBali. Pembentukan Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra merupakan tindak lanjut dari penataan organisasi dan tata laksana riset dan periset BRIN yang dikukuhkan dalam satu Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra pada bulan Januari 2022. SDM Peneliti yang bergabung berjumlah 427 orang yang berasal dari Puslit Arkenas dan Balai Arkeologi di 10 Kota ditambah peneliti BPNB, kemudian dari Badan Bahasa, Litbang Kementerian Agama (BLAM, BLAS, BLAJ, Lektur) dan IPSK LIPI.

Kunjungan Tim Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN ke Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali bertujuan untuk menjalin kerjasama penelitian dengan BRIDA Provinsi Bali serta BRIDA Kabupaten/Kota se-Bali guna menghasilkan pengetahuan sebagai solusi atas persoalan bangsa dari perspektif budaya, kekayaan alam pikir leluhur bangsa, bahasa, dan sastra, serta menjadi rujukan ilmu pengetahuan di tingkat nasional, regional, maupun global.

Periset Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra yang ada di Kantor Kerja Bersama (KKB) Sesetan Bali telah mempunyai pengalaman riset selama puluhan tahun ketika bergabung di Balai Arkeologi Bali, Balai Bahasa Bali dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali. Hali ini dapat dibuktikan melalui publikasi dalam penulisan jurnal, penulisan kebijakan, rumah peradaban, keterlibatan dalam berbagai seminar, workshop, konferensi dan sebagainya. Terdapat kurang lebih 30 Peneliti Arkeologi, Bahasa, dan Sastra yang tergabung di Kantor KKB Sesetan.

Berbagai permasalahan yang ditangani oleh para Periset Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra di Bali antara lain adalah permintaan pembacaan prasasti yang membutuhkan kehalian khusus, permintaan terkait temuan-temuan yang menjadi Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB), kajian terkait ODCB yang akan ditetapkan oleh Tim Ahli Cagar Budaya serta kajian terkait potensi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) serta permintaan pemberi keterangan Ahli Bahasa.

Menindaklanjuti hal tersebut, melalui Organisasi Riset Arkeologi diharapkan dapat mampu menangani masalah tersebut dan memberikan dampak positif terhadap kemajuan, pengembangan, penemuan, serta kebaruan di bidang arkeologi, kebahasaan, kesastraan, dan khazanah keagamaan khususnya yang ada di Provinsi Bali.