BID II

PEMBAHASAN DUKUNGAN SEKTOR PARIWISATA DALAM PELAKSANAAN PROYEK

BRIDA melalui Bidang Prioritas Pembangunan Daerah melaksanakan Rapat Pembahasan Dukungan Sektor Pariwisata dalam Pelaksanaan Proyek dari Tim Peneliti Universitas Udayana (UNUD) bekerjasama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), (Rabu, 9/1/2023).

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Mengawali tahun 2023, BRIDA melalui Bidang Prioritas Pembangunan Daerah melaksanakan Rapat Pembahasan Dukungan Sektor Pariwisata dalam Pelaksanaan Proyek dari Tim Peneliti Universitas Udayana (UNUD) bekerjasama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), (Rabu, 9/1/2023) bertempat di Ruang Rapat Lt.2 BRIDA. Agenda rapat dipimpin Kepala BRIDA dengan didampingi Kordinator Kelompok Ahli Pembangunan Provinsi Bali Prof. Dr.drh I Made Damriyasa, MS dan Plt. Kepala Bidang Prioritas Pembangunan Daerah, serta dihadiri Pokli Bidang Pariwisata, Sekretaris dan Kepala Bidang di lingkungan BRIDA, dan  para Analis Kebijakan Ahli Muda pada Bidang Prioritas Pembangunan Daerah.

Sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, Prof I Made Supartha Utama selaku Country Coordinator dalam Proyek ACIAR-UNUD. Rapat membahas tentang pengembangan Project Penelitian oleh Universitas Udayana (UNUD) bekerjasama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan topik “Menciptakan Masyarakat Tangguh Melalui Petani Skala Kecil yang Inclusif untuk Pasar Pariwisata” (Creating Resilient Communities through Smallholder-inclusive Tourism Market in Indonesia). Dalam project ini BRIDA berperan serta dalam diskusi awal pengembangan proyek tersebut bersama-sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Petanian (BPTP-BRIN). Latar belakang dilakukan pengembangan project penelitian ini untuk meningkatkan ketangguhan petani skala kecil melalui fasilitasi kemitraan yang inklusif dan kolaboratif dalam ekosistem agribisnis-pariwisata lokal dengan identifikasi, pengembangan dan evaluasi intervensi kreasi nilai.

Hasil yang diharapkan adalah untuk meneliti ekosistem bisnis pertanian-pariwisata dengan  pemetaan kesenjangan dan peluang yang dapat memberikan nilai tambah lebih besar bagi petani skala kecil melalui pengembangan system kreasi nilai sebagai solusi ketidakselarasan antara praktik rantai nilai dan ekspektasi pasar. Kemudian juga untuk memfasilitasi kolaborasi rantai nilai melalui pengembangan peluang penciptaan nilai yang mendukung inklusivitas, keadilan, transparansi, dan komunikasi antara petani kecil dan pelaku usaha pariwisata. Dan yang terahir untuk mendukung pengembangan dan penguatan integrasi dan kolaborasi komunitas petani kecil dan pelaku usaha pariwisata dengan panduan kerangka kerja kreasi nilai dalam system rantai nilai. 

Beberapa hal yang dihasilkan dari pelaksanaan rapat tersebut antara lain perlunya data yang valid terkait pasar pariwisata, serta perlunya peran aktif semua pihak terutama para pelaku usaha sektor pertanian dan pariwisata dalam melakukan kolaborasi sebagai percepatan implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran Dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan Dan Industri Lokal Bali.

PEMBAHASAN DUKUNGAN SEKTOR PARIWISATA DALAM PELAKSANAAN PROYEK Read More

FASILITASI TINJAUAN LAPANGAN KELOMPOK AHLI PEMBANGUNAN BIDANG PANGAN, SANDANG DAN PAPAN PEMPROV BALI

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Jeruk Keprok Tejakula dikembangkan oleh petani di sekitar pantai di wilayah Tejakula, Kabupaten Buleleng. Oleh karenanya nama Jeruk Keprok Tejakula secara otomatis melekat pada jeruk tersebut. Secara resmi nama tersebut dilepas melalui SK Pelepasan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 20/Kpts/TP.240/I/1995. Produk Jeruk Keprok Tejakula tidak hanya dipasarkan di Bali, melainkan juga dikirim ke luar Bali.

Untuk mendukung hal tersebut, BRIDA Provinsi Bali melalui Bidang Prioritas Pembangunan Daerah melaksanakan kegiatan fasilitasi Kelompok Ahli Pembangunan Bidang, Pangan, Sandang dan Papan Pemprov Bali untuk meninjau kondisi existing pengembangan Jeruk Keprok Tejakula di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng (Selasa, 13/12/2022). Dari kunjungan tersebut, budidaya Jeruk Keprok Tejakula sudah tidak dilanjutkan lagi akibat serangan penyakit CVPD (citrus vein phloem degeneration), tumbuh kembang Jeruk Keprok Tejakula hampir mengalami kepunahan, petani lebih cenderung menanam buah kelapa, mente dan mangga dimana buah-buah tersebut merupakan komoditas unggulan pertanian di desa tersebut. Selain hal tersebut Kecamatan Tejakula belum dicabut sebagai kawasan yang terdampak virus CVPD. Sistem irigasi yang belum memadai  juga menjadi kendala budidaya Jeruk Keprok Tejakula, namun sebagian masyarakat/petani masih menanam buah jeruk walaupun bukan varietas Jeruk Keprok Tejakula dengan jumlah terbatas.

Kebun jeruk yang ada di Kecamatan Tejakula belum dikelola secara baik dan benar. Meskipun ada Kelompok Tani, teknologi budidaya yang diterapkan oleh petani, bervariasi bergantung pada tingkat pengetahuan dan pengalamannya masing-masing. Pupuk yang ditambahkan ke kebun belum berimbang, buah yang terlalu lebat tidak dikurangi, dan panen dilakukan oleh pedagang masih dengan cara tradisional. Akibatnya, mutu kebun, produktivitas, ukuran buah dan rasanya bervariasi. Kebanyakan buah yang dijumpai di pasar tidak berwarna oranye seperti warna aslinya karena waktu panen tidak berdasarkan pada tingkat kematangannya, melainkan bergantung pada harga buah di pasar.

Melalui kegiatan Penelitian Pengembangan Kejayaan Kembali Jeruk Keprok Tejakula, dimaksudkan dapat mengembalikan gairah petani dalam membudidayakan Jeruk Keprok Tejakula dan membangkitkan masa kejayaan Jeruk Keprok Tejakula di Provinsi Bali.

FASILITASI TINJAUAN LAPANGAN KELOMPOK AHLI PEMBANGUNAN BIDANG PANGAN, SANDANG DAN PAPAN PEMPROV BALI Read More