BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Bidang Prioritas Pembangunan Daerah BRIDA Provinsi Bali bersama dengan LPPM Universitas Udayana melaksanakan Rapat Laporan Akhir Kajian “Pengembangan Teknologi Penanganan Pasca Panen dan Analisis Usaha Tani untuk Mendukung Pemulihan Kembali Jeruk Keprok Tejakula”, Kamis (30/10/2025) bertempat di RR Swacitta Sabha BRIDA Provinsi Bali. Acara dihadiri oleh Sekretaris BRIDA Provinsi Bali, Sekretaris LPPM Universitas Udayana, Kepala Bidang Prioritas Pembangunan Daerah, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, BAPPEDA Provinsi Bali, Kelompok Ahli Bidang Pertanian Provinsi Bali, dan Tim Pengendali Mutu BRIDA Provinsi Bali yang pada kesempatan ini di hadiri oleh Prof. Supartha Utama, Ir. I Made Gunaja, M.Si, Made Welasa, serta dari Tim Pengawas Swakelola Penelitian Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi BRIDA Provinsi Bali.
Dalam presentasi Laporan Akhir kegiatan tersebut, Ketua Tim Peneliti menjelaskan bahwa luaran penelitian/kajian memuat antara lain tentang rumusan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan panen dan pascapanen Jeruk Keprok Tejakula sebagai rekomendasi praktis untuk petani dan pelaku agribisnis; rumusan teknologi panen yang tepat, penyimpanan dan memperpanjang umur simpan Jeruk Keprok Tejakula yang efektif dan efisien; rumusan hasil analisis finansial/kelayakan usaha tani Jeruk Keprok Tejakula; dan HKI dalam bentuk poster teknologi panen dan penanganan pasca panen Jeruk Keprok Tejakula.
Lebih lanjut dijelaskan hasil penelitian/kajian tersebut akan menjadi rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung pemulihan dan pengembangan Jeruk Keprok Tejakula. Adapun rekomendasi tersebut antara lain:
- Rekomendasi Aplikatif untuk petani dan pelaku usaha Jeruk Keprok Tejakula untuk langsung dapat diterapkan di tingkat lapangan guna meningkatkan kualitas, kuantitas, dan nilai tambah produk.
- Rekomendasi Kebijakan untuk Pemerintah yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Buleleng, dan Kementerian Pertanian RI untuk menciptakan ekosistem yang mendukung.
Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang difokuskan untuk mengatasi masalah buah ‘ngapas’ dan penyakit CVPD pada jeruk keprok Tejakula, antara lain tentang penggunaan bibit bebas penyakit, pengendalian vektor/kutu loncat dengan pengendalian hama terpadu (PHT), sanitasi kebun, pemupukan berimbang, manajemen air yang tepat, dan pemeliharaan tanaman.



