KOORDINASI DAN KONSULTASI DALAM RANGKA AUDIENSI PENILAIAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN IGA 2024

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Bapak Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si selaku Plt. Kepala BRIDA Provinsi Bali melaksanakan koordinasi dan konsultasi ke BSKDN Kemendagri di Jakarta, Selasa (22/10/2024). Tim dari BRIDA Provinsi Bali pada kesempatan ini diterima oleh Analis Kebijakan Ahli Madya selaku Koordinator pada Pusat Startegi Kebijakan Pengembangan SDM, Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri Bapak Jonggi Tambunan, SE, M.Si dan Bapak Awan Yanuarko, M.Si beserta jajaran.

Sebagai pembuka Bapak I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si memperkenalan diri sebagai Plt. Kepala BRIDA Provinsi Bali terhitung sejak 1 Juli 2024, dan dilanjutkan dengan evaluasi penilaian IGA Provinsi Bali serta evaluasi IPKD sebagai indikator tata kelola pemerintahan daerah. Untuk IID disampaikan bahwa Provinsi Bali melalui BRIDA telah melakukan rekap inovasi daerah serta mendorong inovasi di Kabupaten/Kota se-Bali. Dari potret tersebut, BRIDA mohon arahan dan masukan untuk peningkatan penilaian IGA dan IPKD Provinsi Bali 2024.

Menanggapi hal tersebut, BSKDN mengingatkan kembali perlunya dampak inovasi yang terukur di daerah. BRIDA Provinsi Bali merupakan BRIDA yang terbentuk pertama kalinya di daerah. Dalam upaya meningkatkan inovasi di Bali dapat diprioritaskan pada inovasi yang berdampak kuat di masyarakat sesuai dengan karakteristik daerah serta kemampuan SDM. Dari kondisi pelaporan inovasi daerah Provinsi Bali pasca penutupan sistem IID per tanggal 22 agustus 2024, Provinsi Bali dengan 75 inovasi mendapatkan skor sementara 72,81 dan masuk dalam predikat indeks inovasi sangat inovatif.

Ditambahkan juga bahwa proses inovasi diibaratkan siklus es, dimana pada titik jenuh akan mencair dan hal ini perlu disikapi dengan upaya-upaya peremajaan inovasi khususnya yang telah berjalan selama 2th terahir. Hal paling sulit dari pelaksanaan inovasi adalah menjaga ritme serta kontinuitas pelaksanaan inovasi, dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi penataan inovasi di tahun mendatang.

Selanjutnya titik berat inovasi non digital dan digital diharapan dapat berjalan dengan seimbang, mengingat prinsip inovasi yaitu terintegrasi agar dapat berdampak secara masif kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan antara lain dengan membentuk forum replikasi inovasi yang terkonsep, sehingga diharapkan BRIDA dapat berperan menjembatani inovasi baik dari Provinsi maupun antar Kabupaten/Kota. Kemudian penilaian dari BSKDN, pelaksanaan inovasi di Provinsi Bali sudah dilaksanakan dan diterapkan dengan baik, karena tidak terdapat ketimpangan gab nilai yang besar antar Kabupaten/Kota, dan BRIDA dianggap berhasil dalam melakukan pembinaan untuk mendorong inovasi di tingkat daerah.

Untuk pengukuran IPKD sebagai tolak ukur kualitas kinerja tata kelola keuangan daerah, secara teknis penilaiannya akan bertumpu pada pemenuhan 6 dimensi. IPKD Provinsi Bali pada dimensi (1) Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran, dan dimensi (4) Penyerapan Anggaran telah mendapatkan nilai baik. Pada Dimensi (2) Pengalokasian Anggaran Belanja dalam APBD, dimensi (3) Transparasi Pengelolaan Keuangan Daerah serta dimensi (6) Opini BPK atas LKPD, Provinsi Bali mendapatkan nilai maksimal. Dan yang terakhir untuk dimensi (5) tentang Kondisi Keuangan Daerah, sistem penilaiannya masih belum dibuka oleh Kemendagri, sehingga belum dapat dilakukan pengukuran.    

Kegiatan ditutup dengan ramah tamah serta sesi foto bersama Plt. BRIDA Provinsi Bali dengan Kepala BSKDN Kemendagri Bapak Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd dan Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan SDM, Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri Bapak Drs. Afery Syamsidar, M.Si.

KOORDINASI DAN KONSULTASI DALAM RANGKA AUDIENSI PENILAIAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN IGA 2024 Read More

PANEN PADI ORGANIK BERSAMA DI DESA KUKUH, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Panen Padi Organik Bersama yang dilaksanakan di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, menjadi bukti nyata dari keberhasilan penerapan inovasi teknologi dalam pertanian organik. Acara yang juga dirangkaikan dengan Temu Lapang ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali bersama Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Bali, dengan judul penelitian “Pengembangan Pertanian Organik Melalui Inovasi Teknologi dan Dampak Penerapan Pertanian Organik Terhadap Produksi Tanaman Padi dan Pendapatan Petani.”

Dalam kegiatan ini, panen padi organik dilakukan di lahan seluas 2,5 hektar di Pura Dalem Sema Desa, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kab. Tabanan yang ditanami varietas unggul Inpari Arumba dan Baroma. Padi organik tersebut tumbuh subur dengan kualitas hasil panen yang lebih baik, berkat penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Para peserta, yang sebagian besar adalah petani lokal, tampak antusias dalam mengikuti setiap rangkaian acara, terutama saat panen simbolis yang menjadi bukti nyata keberhasilan inovasi ini.

Salah satu tujuan utama dari kegiatan Panen Padi Organik Bersama ini adalah untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya para petani, bahwa pertanian organik mampu memberikan hasil panen yang lebih berkualitas dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, penerapan teknologi inovatif yang mendukung proses pertanian organik juga mampu meningkatkan produktivitas lahan tanpa harus mengandalkan bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi lingkungan.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi Temu Lapang, di mana para petani diberikan kesempatan untuk berdialog langsung dengan tim peneliti dan penyuluh pertanian. Diskusi ini membahas berbagai topik, mulai dari manfaat pertanian organik bagi lingkungan, hingga tantangan dalam penerapan teknologi inovatif. Dalam diskusi ini juga, para petani diajak untuk berbagi pengalaman terkait penerapan pertanian organik dan dampak positif yang mereka rasakan. Para peneliti juga menjelaskan bagaimana inovasi teknologi dapat membantu meningkatkan hasil panen, mulai dari penggunaan pupuk organik hingga teknik pengendalian hama yang ramah lingkungan.

Acara panen ini memberikan inspirasi dan harapan bagi petani lain untuk beralih ke metode pertanian organik. Melalui dukungan riset dan teknologi, pertanian organik bisa menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan petani Bali. Dengan semakin banyaknya petani yang tertarik, diharapkan Bali dapat menjadi pusat pengembangan pertanian organik yang mendunia.

PANEN PADI ORGANIK BERSAMA DI DESA KUKUH, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN Read More