FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) BAHAYA PENYAKIT CVPD, PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI LOKAL PENANGGULANGANNYA SERTA DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMDES DALAM PENGEMBANGAN JERUK KEPROK TEJAKULA

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – Tim Kajian Bidang Pertanian Perkebunan dan Pangan BRIDA Provinsi Bali melaksanakan  Focus Group Discussion (FGD) Bahaya Penyakit CVPD, Pengetahuan dan Teknologi Lokal Penanggulangannya serta Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula, Selasa (29/08/2023) bertempat di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.

Acara dibuka oleh Kepala BRIDA Provinsi Bali dan dihadiri oleh Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng, Perangkat Daerah terkait dilingkungan Pemprov Bali, Tim Peneliti Pemulihan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula Fakultas Pertanian Unud, stakeholder terkait antara lain dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Kepala Desa se-Kecamatan Tejakula, Penyuluh Pertanian Lapangan se-WKPP Kecamatan Tejakula dan Perwakilan Petani Jeruk Keprok seluruh Desa se-Kecamatan Tejakula.

Pelaksanaan FGD ini bertujuan untuk memahami bahaya CVPD dan hama penyakit penting lainnya. Kemudian untuk penelahaan dukungan kebijakan daerah dan dokumen hokum dalam upaya pengembangan Jeruk Keprok Tejakula, serta untuk mengetahui Prospek dan Rantai Pemasaran Jeruk Keprok Tejakula.

Mengawali kegitan FGD dalam sambutannya, Kepala BRIDA Bali berharap kegiatan FGD dapat berjalan lancar dan menemukan suatu rumusan awal dimulainya penelitian tentang kondisi Jeruk Keprok Tejakula. Lebih lanjut penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan mempermudah perencanaan seluruh lembaga dan pihak terkait dalam pengembangan dan pemulihan Jeruk Keprok Tejakula di Bali. Sehingga dengan penelitian ini dapat membantu Pemerintah Daerah Provinsi Bali serta Dinas Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota dalam menyusun kebijakan, target, strategi percepatan pemulihan Jeruk Keprok Tejakula.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari Tim Peneliti Pemulihan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S, Prof Dr. Ir. I NYoman Wijaya, M.S., Dr. Widhiantini, SP, M.Si.) dengan materi Bahaya Penyakit CVPD, Pengetahuan dan Teknologi Lokal Penanggulangannya. Kemudian pemaparan dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali dengan materi Perencanaan Pemulihan dan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula. Pemaparan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dengan materi Prospek Perdagangan dan Industri Jeruk Keprok. Pemaparan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dengan materinya Kebijakan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula. Pemaparan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng dengan materi Perencanaan Pemulihan dan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula. Pemaparan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng dengan materi Kebijakan Pengembangan Jeruk Keprok Tejakula. Dan pemaparan dari Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Buleleng dengan materi Prospek Perdagangan dan Industri Jeruk Keprok.

Pada kesempatan ini Ketua Tim Peneliti Unud Prof. Dr. Ir. Nyoman Rai, M.S. menyampaikan pentingnya data yang valid dari hasil penelitian sebagai dasar dalam membuat rekomendasi dan pedoman budidaya tanaman jeruk keprok sehat. Strategi pemulihan jeruk keprok Tejakula dimulai dengan merumuskan ekosistem tanaman jeruk yang cocok untuk lokasi penanaman dan pengembangannya. Kemudian  menemukan metode pembuatan dan perbanyakan bibit yang bebas penyakit CPVD serta adaptif dengan lokasi pengembangan. Serta menyusun Standar Operasional Prosedur Teknis Budidaya Sehat Jeruk Keprok Tejakuta agar bebas CVPD.

Dalam wawancara mendalam dan diskusi dengan para petani, secara umum dapat direkam bahwa mereka sangat bersemangat dalam membangkitkan kembali jeruk keprok tejakula, namun masih terkendala aturan boleh tidaknya menanam  jeruk, terungkap pula bahwa di perkebunan jeruknya juga ada sejumlah hama atau penyakit lain yang menyerang jeruk, terutama lalat buah, glendok, buah jeruk yang tidak berair (gapong) dan sebagainya.

Rangkaian kegiatan FGD ditutup oleh Kepala Bidang Prioritas Pembangunan Daerah dan sekaligus memberikan arahan bahwa keberhasilan pengembangan Jeruk Keprok Tejakula tidak akan cukup dengan fasilitasi kebijakan dari Pemprov Bali saja, tetapi juga harus didukung dengan kebijakan dari Pemerinah Pusat, Pemkab Buleleng dan Pemerintahan Desa. Penelitian ini diharapkan agar tetap dilanjutkan di tahun 2024 dalam rangka pemulihan/pengembalian kejayaan kembali Jeruk Keprok Tejakula.

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) BAHAYA PENYAKIT CVPD, PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI LOKAL PENANGGULANGANNYA SERTA DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMDES DALAM PENGEMBANGAN JERUK KEPROK TEJAKULA Read More

DISKUSI ORGANISASI RISET ARKEOLOGI, BAHASA, DAN SASTRA BRIN DENGAN BRIDAPROVINSI BALI SERTA BRIDA KABUPATEN/KOTA SE-BALI

BADAN RISET DAN INOVASI DAERAH PROVINSI BALI – BRIDA Provinsi Bali menerima Tim Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra BRIN, Jumat (25/08/2023) bertempat di Ruang Rapat BRIDA Provinsi Bali. Agenda acara di pimpin oleh Kepala BRIDA Provinsi Bali dengan didampingi Sekretaris BRIDA Provinsi Bali, dan dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali serta Kepala BRIDA Kabupaten/Kota se-Bali.

Diskusi kali ini membahas tentang potensi kerja sama antara Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN dengan BRIDA Provinsi Bali serta BRIDA Kabupaten/Kota seBali. Pembentukan Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra merupakan tindak lanjut dari penataan organisasi dan tata laksana riset dan periset BRIN yang dikukuhkan dalam satu Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra pada bulan Januari 2022. SDM Peneliti yang bergabung berjumlah 427 orang yang berasal dari Puslit Arkenas dan Balai Arkeologi di 10 Kota ditambah peneliti BPNB, kemudian dari Badan Bahasa, Litbang Kementerian Agama (BLAM, BLAS, BLAJ, Lektur) dan IPSK LIPI.

Kunjungan Tim Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN ke Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali bertujuan untuk menjalin kerjasama penelitian dengan BRIDA Provinsi Bali serta BRIDA Kabupaten/Kota se-Bali guna menghasilkan pengetahuan sebagai solusi atas persoalan bangsa dari perspektif budaya, kekayaan alam pikir leluhur bangsa, bahasa, dan sastra, serta menjadi rujukan ilmu pengetahuan di tingkat nasional, regional, maupun global.

Periset Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra yang ada di Kantor Kerja Bersama (KKB) Sesetan Bali telah mempunyai pengalaman riset selama puluhan tahun ketika bergabung di Balai Arkeologi Bali, Balai Bahasa Bali dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali. Hali ini dapat dibuktikan melalui publikasi dalam penulisan jurnal, penulisan kebijakan, rumah peradaban, keterlibatan dalam berbagai seminar, workshop, konferensi dan sebagainya. Terdapat kurang lebih 30 Peneliti Arkeologi, Bahasa, dan Sastra yang tergabung di Kantor KKB Sesetan.

Berbagai permasalahan yang ditangani oleh para Periset Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra di Bali antara lain adalah permintaan pembacaan prasasti yang membutuhkan kehalian khusus, permintaan terkait temuan-temuan yang menjadi Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB), kajian terkait ODCB yang akan ditetapkan oleh Tim Ahli Cagar Budaya serta kajian terkait potensi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) serta permintaan pemberi keterangan Ahli Bahasa.

Menindaklanjuti hal tersebut, melalui Organisasi Riset Arkeologi diharapkan dapat mampu menangani masalah tersebut dan memberikan dampak positif terhadap kemajuan, pengembangan, penemuan, serta kebaruan di bidang arkeologi, kebahasaan, kesastraan, dan khazanah keagamaan khususnya yang ada di Provinsi Bali.

DISKUSI ORGANISASI RISET ARKEOLOGI, BAHASA, DAN SASTRA BRIN DENGAN BRIDAPROVINSI BALI SERTA BRIDA KABUPATEN/KOTA SE-BALI Read More